LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK
PENGOLAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI
PUPUK ORGANIK
Oleh
:
NAMA : AHMAD HIJUL MUBIN
NIM : B1D 212 013
KELAS : 5B
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2013
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT,
yang telah memberikan kesempatan dalam pembuatan laporan mengenai pembuatan pupuk.
Dalam laporan ini akan membahas seputar cara pembuatan Pupuk Organik dan
efisiensi setiap bahan yang digunakan dalam upaya peningkatan ekonomi
masyarakat, dengan melihat perbandingan tingkat harga bahan yang dibutuhkan dan
hasil yang diperoleh dalam meningkatkan pengolahan limbah peternakan seperti
feses sapi.
Dalam pembuatan Pupuk Organik
ini membutuhkan waktu yang relatif lama sekitar ±4 minggu kemudian bisa
digunakan sebagai suber unsur hara bagi tanaman. Pupuk organi berbagai macam
seperti kompos, humus, bokashi, dan yang lainnya merupakan jenis pupuk organik.
Namun pada kali ini kita akan membuat pupuk dengan menggunakan bahan dasar
berupa feses sapi dan dilakukan dekomposerisasi dengan menggunakan bantuan
bakteri dekomposes sehingga unsur dalam pupuk tersebut bisa dimanfaatkan oleh
tanaman yang akan kita rawat.
Kondisi tanah disekitar kita
sangat memperihatinkan karena sudah terjadi pengikisan unsur hara yang sekian
lama dan tanpa diimbangi pemeliharaan kesuburan tanah, dan ditumpukinya bahan
kimia yang bisa menurunkan kebuburan tanah yang cukup lama. Ini dikarenakan
kurangnya pengetahuan para petani kita khususnya di Lombok tergolong masih awan
akan hal tersebut. Maka dari itu setelah kita mengetahu bagaimana proses
pengolahan limbah yang satu ini menjadi sesuatu pupuk yang bisa dimanfaatkan
sebagai sumber unsur hara dan bisa menjaga kelestarian lingkungan kita bisa
diaplikasikan di tengah-tengah masyarakat.
Sebagai seorang insan tidak
ada kata kesempurnaan maka dari itu apabila ada kesalahan dan kehilafan dalam
laporan ini maka pantaslah karena penulis hanyalah manusia biasa, maka dari itu
mohon saran dan kritikannya yang membagun tulisan ini. Dan mudah-mudahan
tulisan ini bermanfaat. Amin.
Mataram,
28 Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
|
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
1.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang......................................................................................................... 1
1.2. Tujuan
Dan Kegunaan............................................................................................. 2
2.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
Pupuk Organik....................................................................................... 3
2.2. Jenis-jenis
pupuk organik......................................................................................... 3
2.3. Karakteristik
pupuk organik.................................................................................... 6
2.4. Manfaat
Pupuk Organik.......................................................................................... 7
2.5. Pupuk organik
versus pupuk kimia (sintetis)........................................................... 8
3.
BAB III MATERI DAN METODE
3.1.
Waktu Praktikum..................................................................................................... 11
3.2.
Materi Praktikum..................................................................................................... 11
3.3.
Metode Praktikum................................................................................................... 12
4.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Praktikum....................................................................................................... 13
4.2.
Pembahasan............................................................................................................. 13
5.
BAB V PENUTUP
5.1.
Simpulan.................................................................................................................. 15
5.2.
Saran........................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... iv
1.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Tanah
sebagai tempat umbuhnya tanaman merupakan gudang penyedia berbagai unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman kemudian diserap untuk tumbuh, berkembang,
kemudian menghasilkan umbi, biji, dan buah. Penyerapan unsur hara yang
dilakukan tanaman secara terus menerus menyebabkan terjadinya defisiensi unsur
hara dalam tanah sehingga stok yang tersedia menjadi berkurang. Untuk menjaga
agar tanah tidak kekurangan unsur hara maka harus dilakukan penambahan unsur
hara melalui pemupukan.
Dalam
mengisi unsur hara dalam tanah, pupuk dapat digolongkan menjad dua golongan
(Berdasarkan proses terjadinya), yaitu pupuk an-organik dan pupuk organik.
Kedua pupuk tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Pupuk
anorganik (pupuk buatan pabrik) yang diracik dari bahan kimia memiliki
keunggulan antara lain : sangat praktis dalam penggunaanya, tidak banyak
membutuhkan waktu dan tenaga serta mudah diserap oleh tanaman, akan tetapi
memiliki kelemahan yang cukup serius dari kemudahan yang tadi, yaitu dapat
merusak tekstur dan struktur tanah serta produk yang dihasilkan dapat berbahaya
bagi kesehatan manusia. Sedangkan pupuk organik (pupuk alam) memiliki
keunggulan antara lain: dapat dibuat sendiri, secara ekonomis sangat murah,
dapat memperbaiki tekstur dan struktur tanah, penyedia unsur hara mikro, serta
tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
1.2.1. Tujuan
Praktikum
Dalam praktikum pembuatan Pupuk
Organik ini ada beberapa tujuan utamanya diantaranya adalah :
1) Untuk
mengetahui prosedur pembuatan Pupuk Organik itu sendiri.
2) Untuk
mengetahui formulasi dalam pembuatan Pupuk Organik.
3) Untuk
mengetahui secara merinci bagaimana keunggulan dari Pupuk Organik.
4) Untuk
mengatahui efisiensi pengunaan Pupuk Organik pada tanaman
1.2.2. Kegunaan
Praktikum
Dari tujan di atas ada beberapa
kegunaan yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat yaitu :
1) Dapat
mengetahui mekanisme dalam penggunaan alat dan bahan ketika membuat Pupuk
Organik.
2) Dapat
mebuat pupuk organik sendiri di dalam kehidupan dimasa yang akan datang
3) Dapat
mengetahui keunggulan dari Pupuk Organik dibandingkan dengan pupuk kimia.
4) Dapat
mengetahui tingkat efisiensi penggunaan Pupuk Organik bagi tanaman dibandingkan
dengan pupuk kimia.
2.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Pengertian Pupuk Organik
Pupuk organik
adalah bahan organik yang umumnya berasal dari tumbuhan atau hewan, ditambahkan
ke dalam tanah secara spesifik sebagai sumber hara, pada umumnya mengandung
Nitrogen (N) yang berasal dari tumbuhan dan hewan (Sutanto, 2002).
Dalam Permentan
No.2 tahun 2006 tentang pupuk organik dan pembenah tanah, pupuk organik
didefinisikan sebagai pupuk yang sebagian atau seluruhnya berasal dari dari
tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk
padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat
fisik, kimia dan biologi tanah. Definisi tersebut telah dengan jelas telah
menerangkan apa itu pupuk organik.
Pupuk organik
mempunyai beragam jenis dan varian. Jenis-jenis pupuk organik dibedakan dari
bahan baku, metode pembuatan dan wujudnya. Dari sisi bahan baku ada yang
terbuat dari kotoran hewan, hijauan atau campuran keduanya. Dari metode
pembuatan ada banyak ragam seperti kompos aerob, bokashi, dan lain sebagainya.
Sedangakan dar sisi wujud ada yang berwujud serbuk, cair maupun granul atau
tablet.
Teknologi pupuk
organik berkembang pesat dewasa ini. Perkembangan ini tak lepas dari dampak
pemakaian pupuk kimia yang menimbulkan berbagai masalah, mulai dari rusaknya
ekosistem, hilangnya kesuburan tanah, masalah kesehatan, sampai masalah
ketergantungan petani terhadap pupuk. Oleh karena itu, pemakaian pupuk organik
kembali digalakan untuk mengatasi berbagai masalah tersebut.
2.2.Jenis-jenis
pupuk organik
Menurut (Anonim,
2012) Ada berbagai jenis pupuk organik yang digunakan para petani di lapangan.
Secara umum pupuk organik dibedakan berdasarkan bentuk dan bahan penyusunnya.
Dilihat dari segi bentuk, terdapat pupuk organik cair dan padat. Sedangkan dilihat
dari bahan penyusunnya terdapat pupuk hijau, pupuk kandang dan pupuk kompos.
A.
Pupuk
hijau
Pupuk
hijau merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan tanaman, baik tanaman sisa
panen maupun tanaman yang sengaja ditanam untuk diambil hijauannya. Tanaman yang
biasa digunakan untuk pupuk hijau diantaranya dari jenis leguminosa
(kacang-kacangan) dan tanaman air (azola). Jenis tanaman ini dipilih karena
memiliki kandungan hara, khususnya nitrogen, yang tinggi serta cepat terurai
dalam tanah
.
Gambar 2.1. Pupuk Hijau
Pengaplikasian
pupuk hijau bisa langsung dibenamkan kedalam tanah atau melalui proses
pengomposan. Di lahan tegalan atau lahan kering, para petani biasa menanam
leguminos, seperti ki hujan, sebagai pagar kebun. Di saat-saat tertentu tanaman
pagar tersebut dipangkas untuk diambil hijauannya. Hijauan dari tanaman
leguminosa bisa langsung diaplikasikan pada tanah sebagai pupuk. Sementara itu,
di lahan sawah para petani biasa menggunakan azola sebagai pupuk hijau. Azola
merupakan tanaman pakis air yang banyak tumbuh secara liar di sawah. Tanaman
ini hidup di lahan yang banyak mengandung air. Azola bisa langsung digunakan
sebagai pupuk dengan cara dibenamkan kedalam tanah pada saat pengolahan lahan.
B.
Pupuk
kandang
Pupuk
kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan seperti unggas, sapi,
kerbau dan kambing. Secara umum pupuk kandang dibedakan berdasarkan kotoran
hewan yang kencing dan tidak kencing. Contoh hewan yang kencing adalah sapi,
kambing dan kerbau. Hewan yang tidak kencing kebanyakan dari jenis unggas
seperti ayam, itik dan bebek.
Karateristik
kotoran hewan yang kencing waktu penguraiannya relatif lebih lama, kandungan
nitrogen lebih rendah, namun kaya akan fosfor dan kalium. Pupuk kandang jenis
ini cocok digunakan pada tanaman yang diambil buah atau bijinya seperti
mentimun, kacang-kacangan, dan tanaman buah. Sedangkan karakteristik kotoran
hewan yang tidak kencing waktu penguraiannya lebih cepat, kandungan nitrogen
tinggi, namun kurang kaya fospor dan kalium. Pupuk kandang jenis ini cocok
diterapkan untuk tanaman sayur daun seperti selada, bayam dan kangkung.
Pupuk
kandang banyak dipakai sebagai pupuk dasar tanaman karena ketersediaannya yang
melimpah dan proses pembuatannya gampang. Pupuk kandang tidak memerlukan proses
pembuatan yang panjang seperti kompos. Kotoran hewan cukup didiamkan sampai
keadaannya kering dan matang sebelum diaplikasikan ke lahan.
C.
Pupuk
kompos
Pupuk
kompos adalah pupuk yang dihasilkan dari pelapukan bahan organik melalui proses
biologis dengan bantuan organisme pengurai. Organisme pengurai atau dekomposer
bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme. Mikroorganisme dekomposer
bisa berupa bakteri, jamur atau kapang. Sedangkan makroorganisme dekomposer
yang paling populer adalah cacing tanah. Dilihat dari proses pembuatannya, ada
dua metode membuat pupuk kompos yaitu proses aerob (melibatkan udara) dan
proses anaerob (tidak melibatkan udara).
Gambar 2.2. Pupuk Kompos
Dewasa
ini teknologi pengomposan sudah berkembang pesat. Berbagai varian dekomposer
beserta metode pembuatannya banyak ditemukan. Sehingga pupuk kompos yang
dihasilkan banyak ragamnya, misalnya pupuk bokashi, vermikompos, pupuk organik
cair dan pupuk organik tablet. Pupuk kompos bisa dibuat dengan mudah, silahkan
baca cara membuat kompos. Bahkan beberapa tipe pupuk kompos bisa dibuat sendiri
dari limbah rumah tangga, seperti pupuk bokashi dan pupuk kompos takakura.
D.
Pupuk
hayati
Pupuk
hayati merupakan pupuk yang terdiri dari berbagai macam organisme hidup yang
memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menghasilkan nutrisi
penting bagi tanaman. Sebagian pihak menggolongkan oganisme ini bukan sebagai
pupuk organik melainkan digolongkan sebagai pembenah tanah. Namun sebagian lagi
menggolongkannya sebagai salah satu jenis pupuk organik.
Pupuk
hayati bekerja tidak seperti pupuk organik biasa yang bisa langsung
meningkatkan kesuburan tanah dengan menyediakan nutrisi untuk tanaman. Pupuk
ini secara alami menyediakan nutrisi melalui proses gradual dengan cara
memfikasi unsur N dari atmosfer, melarutkan fosfor dan mensintesis zat-zat lain
yang dibutuhkan tanaman. Jadi, dengan pupuk hayati siklus penyuburan tanah akan
berlangsung terus menerus dan secara berkelanjutan.
Pupuk
hayati dibuat dengan mengisolasi bakteri-bakteri tertentu seperti Azotobacter
choococum yang berfungsi mengikat unsur unusr N, Bacillus megaterium bakteri
yang bisa melarutkan unsur P dan Bacillus mucilaginous yang bisa melarutkan unsur
K. Mikroorganisme tersebut bisa didapatkan di tanah-tanah hutan, pegunungan
atau sumber-sumber lain.
2.3.Karakteristik
pupuk organik
Menurut (Anonim,
2012) Seperti juga humus, pupuk organik berperan untuk menyediakan nutrisi bagi
tanaman. Setidaknya ada empat manfaat, yakni sebagai sumber nutrisi,
memperbaiki struktur fisik tanah, memperbaiki kimia tanah, meningkatkan daya
simpan air dan meningkatkan aktivitas biologi tanah.
§ Sumber nutrisi tanaman lengkap.
Pupuk organik mengandung berbagai nutrisi penting yang dibutuhkan tanaman, baik
yang sifatnya makro maupun mikro. Unsur makro yang dibutuhkan tanaman antara
lain nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), sulfur (S), kalsium (Ca) dan
magnesium (Mg). Sedangkan unsur mikro adalah besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn),
klor (CI), boron (B), molybdenum (Mo) dan Almunium (AI). Pupuk organik yang
dibuat dengan bahan baku yang lengkap bisa mengandung semua kebutuhan unsur
hara tersebut.
§ Memperbaiki struktur tanah. Pupuk
organik merupakan material yang mempunyai sifat unik. Bisa menggemburkan tanah
lempung yang solid, namun disisi lain juga bisa merekatkan tanah berpasir yang
gembur. Karena sifatnya ini, pupuk organik bisa memperbaiki tanah pasir maupun
lempung. Pupuk organik dapat merekatkan butiran-butiran halus pasir sehingga
tanah menjadi lebih solid. Sehingga tanah berpasir bisa menyimpan air.
Sedangkan pada tanah liat yang didominasi oleh lempung, pupuk organik bisa
memberikan pori-pori, sehingga tanah tersebut menjadi gembur.
§ Meningkatkan kapasitas tukar kation.
Dilihat dari sifat kimiawi, pupuk organik mempunyai kemampuan meningkatkan
kapasitas tukar kation. Kapasitas tukar kation adalah kemampuan tanah untuk
meningkatkan interaksi antar ion-ion yang ada dalam tanah. Tanah yang memiliki
kapaitas kation tinggi lebih mampu menyediakan unsur hara bagi tanaman
dibanding tanah dengan kapasitas ion rendah. Kandungan material organik yang
tinggi akan meningkatkan kapasitas tukar kation tanah.
§ Meningkatkan daya simpan air.
Struktur kompos sangat menyerap air (higroskopis). Air yang datang disimpan
dalam pori-pori dan dikeluarkan saat tanaman membutuhkannya melalui akar.
Keberadaan air ini mempertahankan kelembaban tanah sehingga tanaman dapat
terhindar dari kekeringan.
§ Meningkatkan aktivitas biologi
tanah. Pupuk kompos mengandung mikroorganisme
dekompomoser didalamnya. Mikroorganisme ini akan menambah mikroorganisme yang
terdapat dalam tanah. Karena sifatnya yang melembabkan, suhu tanah menjadi
ideal bagi tumbuh dan berkembang biota tanah. Aktivitas biota tanah ini yang
menghasilkan sejumlah nutrisi penting agar bisa diserap tanaman secara efektif.
2.4.Pupuk
organik versus pupuk kimia (sintetis)
Menurut (Anonim,
2012) Dilihat dari kandungannya, pupuk organik memiliki kandungan nutrisi yang
lebih lengkap baik makro maupun mikro. Namun takarannya sedikit dan
komposisinya tidak pasti. Setiap pupuk organik mempunyai kandungan nutrisi
dengan komposisi yang berbeda-beda. Sedangkan pupuk kimia sintetis hanya
memiliki beberapa kandungan nutrisi saja, namun jumlahnya banyak dan
komposisinya pasti. Misalnya, urea banyak mengandung unsur nitrogen (N) dalam
jumlah yang cukup tapi tidak memiliki zat nutrisi lainnya.
Penyerapan
nutrisi atau zat hara pada pupuk organik
lebih sulit dicerna tanaman karena masih tersimpan dalam ikatan kompleks. Namun
secara jangka panjang akan meningkatkan kapasitas tukar kation tanah yang bisa
memudahkan tanaman menyerap unsur-unsur tadi. Sedangkan pada pupuk kimia
sintetis kandungan haranya bisa diserap langsung oleh tanaman. Kelemahannya,
zat hara tersebut sangat mudah hilang dari tanah karena erosi.
Pupuk organik
baik untuk digunakan dalam jangka panjang karena sifatnya menggemburkan tanah
dan meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air. Sehingga kesuburan tanah tetap
terjaga. Sementara itu pupuk kimia sintetis walaupun efek reaksinya cepat,
secara jangka panjang akan mengeraskan tanah dan mengurangi kesuburannya.
Dari sisi
lingkungan dan ekosistem, pupuk organik memicu perkembangan organisme tanah.
Tanah yang kaya akan organisme sanggup memberikan nutrisi secara berkelanjutan.
Karena aktivitas organisme tanah akan menguraikan sejumlah nutrisi penting bagi
tanaman. Sedangkan pupuk kimia sintetis malah membunuh organisme tanah.
Sehingga untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman selalu diperlukan penambahan
pupuk dalam jumlah yang terus meningkat.
Dilihat dari
sisi kesehatan, pupuk organik lebih menyehatkan bagi manusia karena tersusun
dari bahan-bahan organik yang sama dengan tubuh manusia. Sedangkan pupuk kimia
sintetis diketahui unsur-unsur bebasnya membahayakan kesehatan. Namun khusus
poin yang terakhir ini masih menjadi perdebatan di kalangan para peneliti.
2.5. Manfaat Pupuk Organik
Pupuk organik sangat berguna sebagai sumber
penambahan unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan tanaman, baik tanaman
pertanian, perkebunan, maupun tanaman hias. Pupuk organik juga mampu
meningkatkan produksi tanaman dengan biaya murah serta produk yang dihasilkan
tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. Di samping itu mudah membuatnya serta
dapat sebagai peluang usaha dalam era pertanian organik (Mastur, 2013).
Menurut (Wikipedia, 2013) Berbagai hasil penelitian
mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian intensif menurun
produktivitasnya dan telah mengalami degradasi lahan, terutama terkait dengan
sangat rendahnya kandungan karbon organik dalam tanah, yaitu 2%.Padahal untuk
memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan karbon organik sekitar 2,5%. Pupuk
organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas
maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas
lahan secara berkelanjutan.Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat
meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.Sumber
bahan untuk pupuk organik sangat beranekaragam, dengan karakteristik fisik dan
kandungan kimia yang sangat beragam sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk
organik terhadap lahan dan tanaman dapat bervariasi.Selain itu, peranannya
cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika, kimia biologi tanah serta
lingkungan.Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami
beberapa kali fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi
humus.Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi dan makanan mikroba
tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan
hara tanaman.
Penambahan bahan organik di samping sebagai sumber
hara bagi tanaman, juga sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba.Bahan dasar
pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman sedikit mengandung bahan
berbahaya.Penggunaan pupuk kandang, limbah industri dan limbah kota sebagai
bahan dasar kompos berbahaya karena banyak mengandung logam berat dan asam-asam
organik yang dapat mencemari lingkungan.Selama proses pengomposan, beberapa
bahan berbahaya ini akan terkonsentrasi dalam produk akhir pupuk.Untuk itu
diperlukan seleksi bahan dasar kompos yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan
beracun (B3). Pupuk organik dapat berperan sebagai pengikat butiran primer
menjadi butir sekunder tanah dalam pembentukan pupuk.Keadaan ini memengaruhi
penyimpanan, penyediaan air, aerasi tanah, dan suhu tanah.Bahan organik dengan
karbon dan nitrogen yang banyak, seperti jerami atau sekam lebih besar pengaruhnya
pada perbaikan sifat-sifat fisik tanah dibanding dengan bahan organik yang
terdekomposisi seperti kompos.
Pupuk organik memiliki fungsi kimia yang penting
seperti penyediaan hara makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium,
dan sulfur) dan mikro seperti zink, tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi,
meskipun jumlahnya relatif sedikit.Unsur hara makro dan mikro tersebut sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, terutama bagi pencinta tanaman hias.
Banyak para pelaku hobi dan pencinta tanaman hias bertanya tentang komposisi
kandungan pupuk dan prosentase kandungan nitrogen, fosfor dan kalium yang tepat
untuk tanaman yang bibit, remaja, atau dewasa/indukan.
Fungsi
unsur-unsur hara makro :
è Nitrogen (N)
§ Merangsang
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.
§ Merupakan
bagian dari sel (organ) tanaman itu sendiri.
§ Berfungsi
untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman.
§ Merangsang
pertumbuhan vegetatif (warna hijau daun, panjang daun, lebar daun) dan
pertumbuhan vegetatif batang (tinggi dan ukuran batang).
Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen gejalanya:
pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan
tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.
è Fosfor (P)
§ Berfungsi
untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
§ Merangsang
pembungaan dan pembuahan
§ Merangsang
pertumbuhan akar
§ Merangsang
pembentukan biji
§ Merangsang
pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
§ Tanaman
yang kekurangan unsur fosfor gejalanya: pembentukan buah/dan biji berkurang,
kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan.
è Kalium (K)
§ Berfungsi
dalam proses fotosintesis, pengangkutan hasil asimilasi, enzim, dan mineral
termasuk air.
§ Meningkatkan
daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
§ Tanaman
yang kekurangan unsur kalium gejalanya: batang dan daun menjadi lemas/rebah,
daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun
menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
§ Pupuk
organik juga berfungsi meningkatkan kapasitas tukar kation tanah dan membentuk
senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti aluminium,
besi, dan mangan.
3.
BAB
III
MATERI
DAN METODE
3.1.Waktu
Praktikum
Dalam
pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan pada :
§ Hari/
Tanggal : Jum’at, 29 November 2013
– Jum’at, 20 Desember 2013
§ Jam : 16.00- Selsai
§ Tempat : BIB Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Provinsi NTB,
Banyumulek, Kecamatan
Kediri Kab. Lombok Barat.
3.2.Materi
Praktikum
3.2.1. Alat-alat
Praktikum
Adapun Alat
yang digunakan dalam praktiku ini antara lain :
1) Pacul/garuk
2) Sekop
3) Ember
4) Gembor/sprayer
5) Mesin
pencacah/parang
6) Pengayak
7) Plastik
kemasan
3.2.2. Bahan
Praktikum
Adapun bahan
yang dipakai dalam praktikum dalam pembuatan 6 Kg Molases antara lain :
1) Kotoran ternak sapi
2) Sisa
pakan dan daun-daunan
3) Abu
sekam
4) Kapur
5) EM4
6) Molases/gula
pasir/gula merah
7) Air
sesuai yang dibutuhkan tergantung kadar air kotoran ternak
3.3. Metode Praktikum
Adapun cara kerja dari pembuatan pupuk organik
antara lain :
1) Larutkan
EM4 dan molases/gula pasir/gula merah ke dalam air disesuaikan
dengan kadar air bahan (sebaiknya diamkan 24 jam)
2) Kotoran
ternak, sisa pakan, abu sekam, dan kapur diaduk rata.
3) Siramkan
larutan EM4 yang sudah disiapkan kedalam adonan secara merata sampai kandungan
air 30-40%. Cara mengetahui kandungan air adalah dengan mengepal bahan dengan
tangan, apabila air tidak keluar dan dilepas mekar/tidak menggumpal berarti air
sudah cukup.
4) Bahan
yang sudah diaduk rata kemudian dibuat gundukan setinggi 20 cm dan ditutup dengan
karung atau plastik.
5) Suhu
gundukan dikontrol setiap hari, suhu dipertahankan 40-50oC, jika
lebih dari 50oC gundukan harus dibalik dan disiram secukupnya.
6) Setelah
3-4 minggu pupuk sudah jadi.
7) Apabila
sudah jadi gundukan dihamparkan agar pupuk jadi kering.
8) Untuk
mendapatkan pupuk yang halus maka perlu pengayakan.
9) Pupuk
organik siap dikemas dan dipasarkan kemudian siap digunakan ketanaman.
4.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Praktikum
Gambar
4.1 Hasil Pembuatan Pupuk Organik
Gambar
diats menunjukan hasil Pupuk Organik terlihat gundukan dan berwarna hitam
kecoklatan dan suhunya sudah normal dan suhu tidak terlalu tinggi menandakan
bahwa pupuk organik sudah jadi atau sudah mengalami dekomposisi oleh
mikroba/probiotik yang siap digunakan.
4.2.
Pembahasan
Jenis pupuk organik sangat beragam. Jenis pupuk ini
ditentukan dari asaal bahan pembentukannya, sehingga lahirlah sebutan pupuk
kandang. Diantara jenis pupuk yang banyak dikenal dimasyarakat seperti kompos,
bokashi, pupuk hijau, humus, guano dan masih banyak yang lainnya dengan syarat
udah dikenal dengan masyarakat. Pupuk organik merupakan pupuk yang tersusun
atas bahan yang tidak berasal dari bahan kimia sintesis melainkan dari bahan
yang alami, sehingga penyiapan unsur mikro maupun makro tergolong minim. Minim
bukan berarti kekurangan akan tetapi minim, tetapi terus berkesinambungan dalam
penyediaannya bagi tanaman dan tidak banyak terbuang sia-sia. Dalam
pemanfaatannya juga sangat efisien sehingga sangat baik kita budayakan pupuk
organik dalam kehidupan modern saat ini sehingga kita bisa memperbaiki
struktural dan unsur hara tanah, demi kelangsungan warisan tanah yang subur
makmur bagi anak cucu kita kelak.
Pembuatan pupuk organik dalam praktikum kali ini
menggunakan bahan dasar berupa limbah peternakan yaitu kotoran sapi/feses sapi.
Pembuatan pupuk ini dengan bahan dasar berupa feses sapi dan bahan penunjang
seperti molases, kapur, dan yang lainnya merupakan bahan pembantu dalam proses
dekomposerisasi oleh bakteri probiotik. Sehingga kita bisa mengubah feses
menjadi bahan pupuk yang dibutuhkan tanaman dalam proses pertumbuhannya.
5.
BAB
V
PENUTUP
5.1.
Simpulan
Dari praktikum pembuatan pupuk
organik ini ada beberapa simpulan yang dapat diambil yaitu :
1) Pupuk
organik merupakan pupuk yang sangat cocok dengan semua jenis tanaman jangka
pendek maupun jangka panjang.
2) Pupuk
organik merupakan penyedia unsur mikro maupun makro yang bisa menyediakan terus
menerus walaupun dalam jumlah yang sedikit.
3) Terdapat
unsur makro maupun mikro di dalam pupuk organik.
4) Pupuk
organik merupakan pupuk yang mudah dibuat dan diolah sendiri.
5) Tidak
membutuhkan biaya yang tinggi namun membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu
yang agak lama, tetapi hsil yang didapatkan sangat berguna dan sangat baik bagi
taanaman.
5.2.
Saran
Dari
praktikum ini ada beberapa hal yang ingin kami sarankan kepada pembaca bahwa
mulailah kita budayakan penggunaan pupuk organik sejak dini demi menjaga agar
tanah tetap subur, sebagai warisan untuk anak cucu kita di masa yang akan
datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,
2012. Pupuk Organik. http://www.alamtani.com/pupuk-organik.html,
diakses tanggal 3 Desember 2013.
Mastur,
2013. Membuat Pupuk Organik.Mataram;Dokumen
pribadi
No comments:
Post a Comment