Friday, January 3, 2014


LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI
PUPUK ORGANIK





Oleh :
NAMA       : AHMAD HIJUL MUBIN
NIM            : B1D 212 013
KELAS       : 5B






FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2013

KATA PENGANTAR

            Assalamualaikum Wr. Wb
                   Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan dalam pembuatan laporan mengenai pembuatan pupuk. Dalam laporan ini akan membahas seputar cara pembuatan Pupuk Organik dan efisiensi setiap bahan yang digunakan dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat, dengan melihat perbandingan tingkat harga bahan yang dibutuhkan dan hasil yang diperoleh dalam meningkatkan pengolahan limbah peternakan seperti feses sapi.
                   Dalam pembuatan Pupuk Organik ini membutuhkan waktu yang relatif lama sekitar ±4 minggu kemudian bisa digunakan sebagai suber unsur hara bagi tanaman. Pupuk organi berbagai macam seperti kompos, humus, bokashi, dan yang lainnya merupakan jenis pupuk organik. Namun pada kali ini kita akan membuat pupuk dengan menggunakan bahan dasar berupa feses sapi dan dilakukan dekomposerisasi dengan menggunakan bantuan bakteri dekomposes sehingga unsur dalam pupuk tersebut bisa dimanfaatkan oleh tanaman yang akan kita rawat.
                   Kondisi tanah disekitar kita sangat memperihatinkan karena sudah terjadi pengikisan unsur hara yang sekian lama dan tanpa diimbangi pemeliharaan kesuburan tanah, dan ditumpukinya bahan kimia yang bisa menurunkan kebuburan tanah yang cukup lama. Ini dikarenakan kurangnya pengetahuan para petani kita khususnya di Lombok tergolong masih awan akan hal tersebut. Maka dari itu setelah kita mengetahu bagaimana proses pengolahan limbah yang satu ini menjadi sesuatu pupuk yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber unsur hara dan bisa menjaga kelestarian lingkungan kita bisa diaplikasikan di tengah-tengah masyarakat.
                   Sebagai seorang insan tidak ada kata kesempurnaan maka dari itu apabila ada kesalahan dan kehilafan dalam laporan ini maka pantaslah karena penulis hanyalah manusia biasa, maka dari itu mohon saran dan kritikannya yang membagun tulisan ini. Dan mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat. Amin.

                                                                                           Mataram, 28 Desember 2013
                                                                                                      

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
 

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
1.      BAB I PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2.  Tujuan Dan Kegunaan............................................................................................. 2
2.    BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.  Pengertian Pupuk Organik....................................................................................... 3
2.2.  Jenis-jenis pupuk organik......................................................................................... 3
2.3.  Karakteristik pupuk organik.................................................................................... 6
2.4.  Manfaat Pupuk Organik.......................................................................................... 7
2.5.  Pupuk organik versus pupuk kimia (sintetis)........................................................... 8
3.      BAB III MATERI DAN METODE
3.1.  Waktu Praktikum..................................................................................................... 11
3.2.  Materi Praktikum..................................................................................................... 11
3.3.  Metode Praktikum................................................................................................... 12
4.      BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.  Hasil Praktikum....................................................................................................... 13
4.2.  Pembahasan............................................................................................................. 13
5.      BAB V PENUTUP
5.1.  Simpulan.................................................................................................................. 15
5.2.  Saran........................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... iv



1.      BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
Tanah sebagai tempat umbuhnya tanaman merupakan gudang penyedia berbagai unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman kemudian diserap untuk tumbuh, berkembang, kemudian menghasilkan umbi, biji, dan buah. Penyerapan unsur hara yang dilakukan tanaman secara terus menerus menyebabkan terjadinya defisiensi unsur hara dalam tanah sehingga stok yang tersedia menjadi berkurang. Untuk menjaga agar tanah tidak kekurangan unsur hara maka harus dilakukan penambahan unsur hara melalui pemupukan.
Dalam mengisi unsur hara dalam tanah, pupuk dapat digolongkan menjad dua golongan (Berdasarkan proses terjadinya), yaitu pupuk an-organik dan pupuk organik. Kedua pupuk tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Pupuk anorganik (pupuk buatan pabrik) yang diracik dari bahan kimia memiliki keunggulan antara lain : sangat praktis dalam penggunaanya, tidak banyak membutuhkan waktu dan tenaga serta mudah diserap oleh tanaman, akan tetapi memiliki kelemahan yang cukup serius dari kemudahan yang tadi, yaitu dapat merusak tekstur dan struktur tanah serta produk yang dihasilkan dapat berbahaya bagi kesehatan manusia. Sedangkan pupuk organik (pupuk alam) memiliki keunggulan antara lain: dapat dibuat sendiri, secara ekonomis sangat murah, dapat memperbaiki tekstur dan struktur tanah, penyedia unsur hara mikro, serta tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.
   
1.2.  Tujuan dan Kegunaan
1.2.1.      Tujuan Praktikum
Dalam praktikum pembuatan Pupuk Organik ini ada beberapa tujuan utamanya diantaranya adalah :
1)   Untuk mengetahui prosedur pembuatan Pupuk Organik itu sendiri.
2)   Untuk mengetahui formulasi dalam pembuatan Pupuk Organik.
3)   Untuk mengetahui secara merinci bagaimana keunggulan dari Pupuk Organik.
4)   Untuk mengatahui efisiensi pengunaan Pupuk Organik pada tanaman



1.2.2.      Kegunaan Praktikum
Dari tujan di atas ada beberapa kegunaan yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat yaitu :
1)      Dapat mengetahui mekanisme dalam penggunaan alat dan bahan ketika membuat Pupuk Organik.
2)      Dapat mebuat pupuk organik sendiri di dalam kehidupan dimasa yang akan datang
3)      Dapat mengetahui keunggulan dari Pupuk Organik dibandingkan dengan pupuk kimia.
4)      Dapat mengetahui tingkat efisiensi penggunaan Pupuk Organik bagi tanaman dibandingkan dengan pupuk kimia.
























2.      BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pupuk Organik
Pupuk organik adalah bahan organik yang umumnya berasal dari tumbuhan atau hewan, ditambahkan ke dalam tanah secara spesifik sebagai sumber hara, pada umumnya mengandung Nitrogen (N) yang berasal dari tumbuhan dan hewan (Sutanto, 2002).
Dalam Permentan No.2 tahun 2006 tentang pupuk organik dan pembenah tanah, pupuk organik didefinisikan sebagai pupuk yang sebagian atau seluruhnya berasal dari dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Definisi tersebut telah dengan jelas telah menerangkan apa itu pupuk organik.
Pupuk organik mempunyai beragam jenis dan varian. Jenis-jenis pupuk organik dibedakan dari bahan baku, metode pembuatan dan wujudnya. Dari sisi bahan baku ada yang terbuat dari kotoran hewan, hijauan atau campuran keduanya. Dari metode pembuatan ada banyak ragam seperti kompos aerob, bokashi, dan lain sebagainya. Sedangakan dar sisi wujud ada yang berwujud serbuk, cair maupun granul atau tablet.
Teknologi pupuk organik berkembang pesat dewasa ini. Perkembangan ini tak lepas dari dampak pemakaian pupuk kimia yang menimbulkan berbagai masalah, mulai dari rusaknya ekosistem, hilangnya kesuburan tanah, masalah kesehatan, sampai masalah ketergantungan petani terhadap pupuk. Oleh karena itu, pemakaian pupuk organik kembali digalakan untuk mengatasi berbagai masalah tersebut.

2.2.Jenis-jenis pupuk organik
Menurut (Anonim, 2012) Ada berbagai jenis pupuk organik yang digunakan para petani di lapangan. Secara umum pupuk organik dibedakan berdasarkan bentuk dan bahan penyusunnya. Dilihat dari segi bentuk, terdapat pupuk organik cair dan padat. Sedangkan dilihat dari bahan penyusunnya terdapat pupuk hijau, pupuk kandang dan pupuk kompos.


A.    Pupuk hijau
Pupuk hijau merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan tanaman, baik tanaman sisa panen maupun tanaman yang sengaja ditanam untuk diambil hijauannya. Tanaman yang biasa digunakan untuk pupuk hijau diantaranya dari jenis leguminosa (kacang-kacangan) dan tanaman air (azola). Jenis tanaman ini dipilih karena memiliki kandungan hara, khususnya nitrogen, yang tinggi serta cepat terurai dalam tanah
.
Gambar 2.1. Pupuk Hijau

Pengaplikasian pupuk hijau bisa langsung dibenamkan kedalam tanah atau melalui proses pengomposan. Di lahan tegalan atau lahan kering, para petani biasa menanam leguminos, seperti ki hujan, sebagai pagar kebun. Di saat-saat tertentu tanaman pagar tersebut dipangkas untuk diambil hijauannya. Hijauan dari tanaman leguminosa bisa langsung diaplikasikan pada tanah sebagai pupuk. Sementara itu, di lahan sawah para petani biasa menggunakan azola sebagai pupuk hijau. Azola merupakan tanaman pakis air yang banyak tumbuh secara liar di sawah. Tanaman ini hidup di lahan yang banyak mengandung air. Azola bisa langsung digunakan sebagai pupuk dengan cara dibenamkan kedalam tanah pada saat pengolahan lahan.

B.     Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan seperti unggas, sapi, kerbau dan kambing. Secara umum pupuk kandang dibedakan berdasarkan kotoran hewan yang kencing dan tidak kencing. Contoh hewan yang kencing adalah sapi, kambing dan kerbau. Hewan yang tidak kencing kebanyakan dari jenis unggas seperti ayam, itik dan bebek.
Karateristik kotoran hewan yang kencing waktu penguraiannya relatif lebih lama, kandungan nitrogen lebih rendah, namun kaya akan fosfor dan kalium. Pupuk kandang jenis ini cocok digunakan pada tanaman yang diambil buah atau bijinya seperti mentimun, kacang-kacangan, dan tanaman buah. Sedangkan karakteristik kotoran hewan yang tidak kencing waktu penguraiannya lebih cepat, kandungan nitrogen tinggi, namun kurang kaya fospor dan kalium. Pupuk kandang jenis ini cocok diterapkan untuk tanaman sayur daun seperti selada, bayam dan kangkung.
Pupuk kandang banyak dipakai sebagai pupuk dasar tanaman karena ketersediaannya yang melimpah dan proses pembuatannya gampang. Pupuk kandang tidak memerlukan proses pembuatan yang panjang seperti kompos. Kotoran hewan cukup didiamkan sampai keadaannya kering dan matang sebelum diaplikasikan ke lahan.

C.     Pupuk kompos
Pupuk kompos adalah pupuk yang dihasilkan dari pelapukan bahan organik melalui proses biologis dengan bantuan organisme pengurai. Organisme pengurai atau dekomposer bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme. Mikroorganisme dekomposer bisa berupa bakteri, jamur atau kapang. Sedangkan makroorganisme dekomposer yang paling populer adalah cacing tanah. Dilihat dari proses pembuatannya, ada dua metode membuat pupuk kompos yaitu proses aerob (melibatkan udara) dan proses anaerob (tidak melibatkan udara).
Gambar 2.2. Pupuk Kompos
Dewasa ini teknologi pengomposan sudah berkembang pesat. Berbagai varian dekomposer beserta metode pembuatannya banyak ditemukan. Sehingga pupuk kompos yang dihasilkan banyak ragamnya, misalnya pupuk bokashi, vermikompos, pupuk organik cair dan pupuk organik tablet. Pupuk kompos bisa dibuat dengan mudah, silahkan baca cara membuat kompos. Bahkan beberapa tipe pupuk kompos bisa dibuat sendiri dari limbah rumah tangga, seperti pupuk bokashi dan pupuk kompos takakura.

D.    Pupuk hayati
Pupuk hayati merupakan pupuk yang terdiri dari berbagai macam organisme hidup yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menghasilkan nutrisi penting bagi tanaman. Sebagian pihak menggolongkan oganisme ini bukan sebagai pupuk organik melainkan digolongkan sebagai pembenah tanah. Namun sebagian lagi menggolongkannya sebagai salah satu jenis pupuk organik.
Pupuk hayati bekerja tidak seperti pupuk organik biasa yang bisa langsung meningkatkan kesuburan tanah dengan menyediakan nutrisi untuk tanaman. Pupuk ini secara alami menyediakan nutrisi melalui proses gradual dengan cara memfikasi unsur N dari atmosfer, melarutkan fosfor dan mensintesis zat-zat lain yang dibutuhkan tanaman. Jadi, dengan pupuk hayati siklus penyuburan tanah akan berlangsung terus menerus dan secara berkelanjutan.
Pupuk hayati dibuat dengan mengisolasi bakteri-bakteri tertentu seperti Azotobacter choococum yang berfungsi mengikat unsur unusr N, Bacillus megaterium bakteri yang bisa melarutkan unsur P dan Bacillus mucilaginous yang bisa melarutkan unsur K. Mikroorganisme tersebut bisa didapatkan di tanah-tanah hutan, pegunungan atau sumber-sumber lain.

2.3.Karakteristik pupuk organik
Menurut (Anonim, 2012) Seperti juga humus, pupuk organik berperan untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman. Setidaknya ada empat manfaat, yakni sebagai sumber nutrisi, memperbaiki struktur fisik tanah, memperbaiki kimia tanah, meningkatkan daya simpan air dan meningkatkan aktivitas biologi tanah.
§  Sumber nutrisi tanaman lengkap. Pupuk organik mengandung berbagai nutrisi penting yang dibutuhkan tanaman, baik yang sifatnya makro maupun mikro. Unsur makro yang dibutuhkan tanaman antara lain nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), sulfur (S), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Sedangkan unsur mikro adalah besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), klor (CI), boron (B), molybdenum (Mo) dan Almunium (AI). Pupuk organik yang dibuat dengan bahan baku yang lengkap bisa mengandung semua kebutuhan unsur hara tersebut.
§  Memperbaiki struktur tanah. Pupuk organik merupakan material yang mempunyai sifat unik. Bisa menggemburkan tanah lempung yang solid, namun disisi lain juga bisa merekatkan tanah berpasir yang gembur. Karena sifatnya ini, pupuk organik bisa memperbaiki tanah pasir maupun lempung. Pupuk organik dapat merekatkan butiran-butiran halus pasir sehingga tanah menjadi lebih solid. Sehingga tanah berpasir bisa menyimpan air. Sedangkan pada tanah liat yang didominasi oleh lempung, pupuk organik bisa memberikan pori-pori, sehingga tanah tersebut menjadi gembur.
§  Meningkatkan kapasitas tukar kation. Dilihat dari sifat kimiawi, pupuk organik mempunyai kemampuan meningkatkan kapasitas tukar kation. Kapasitas tukar kation adalah kemampuan tanah untuk meningkatkan interaksi antar ion-ion yang ada dalam tanah. Tanah yang memiliki kapaitas kation tinggi lebih mampu menyediakan unsur hara bagi tanaman dibanding tanah dengan kapasitas ion rendah. Kandungan material organik yang tinggi akan meningkatkan kapasitas tukar kation tanah.
§  Meningkatkan daya simpan air. Struktur kompos sangat menyerap air (higroskopis). Air yang datang disimpan dalam pori-pori dan dikeluarkan saat tanaman membutuhkannya melalui akar. Keberadaan air ini mempertahankan kelembaban tanah sehingga tanaman dapat terhindar dari kekeringan.
§  Meningkatkan aktivitas biologi tanah. Pupuk kompos mengandung mikroorganisme dekompomoser didalamnya. Mikroorganisme ini akan menambah mikroorganisme yang terdapat dalam tanah. Karena sifatnya yang melembabkan, suhu tanah menjadi ideal bagi tumbuh dan berkembang biota tanah. Aktivitas biota tanah ini yang menghasilkan sejumlah nutrisi penting agar bisa diserap tanaman secara efektif.

2.4.Pupuk organik versus pupuk kimia (sintetis)
Menurut (Anonim, 2012) Dilihat dari kandungannya, pupuk organik memiliki kandungan nutrisi yang lebih lengkap baik makro maupun mikro. Namun takarannya sedikit dan komposisinya tidak pasti. Setiap pupuk organik mempunyai kandungan nutrisi dengan komposisi yang berbeda-beda. Sedangkan pupuk kimia sintetis hanya memiliki beberapa kandungan nutrisi saja, namun jumlahnya banyak dan komposisinya pasti. Misalnya, urea banyak mengandung unsur nitrogen (N) dalam jumlah yang cukup tapi tidak memiliki zat nutrisi lainnya.
Penyerapan nutrisi  atau zat hara pada pupuk organik lebih sulit dicerna tanaman karena masih tersimpan dalam ikatan kompleks. Namun secara jangka panjang akan meningkatkan kapasitas tukar kation tanah yang bisa memudahkan tanaman menyerap unsur-unsur tadi. Sedangkan pada pupuk kimia sintetis kandungan haranya bisa diserap langsung oleh tanaman. Kelemahannya, zat hara tersebut sangat mudah hilang dari tanah karena erosi.
Pupuk organik baik untuk digunakan dalam jangka panjang karena sifatnya menggemburkan tanah dan meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air. Sehingga kesuburan tanah tetap terjaga. Sementara itu pupuk kimia sintetis walaupun efek reaksinya cepat, secara jangka panjang akan mengeraskan tanah dan mengurangi kesuburannya.
Dari sisi lingkungan dan ekosistem, pupuk organik memicu perkembangan organisme tanah. Tanah yang kaya akan organisme sanggup memberikan nutrisi secara berkelanjutan. Karena aktivitas organisme tanah akan menguraikan sejumlah nutrisi penting bagi tanaman. Sedangkan pupuk kimia sintetis malah membunuh organisme tanah. Sehingga untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman selalu diperlukan penambahan pupuk dalam jumlah yang terus meningkat.
Dilihat dari sisi kesehatan, pupuk organik lebih menyehatkan bagi manusia karena tersusun dari bahan-bahan organik yang sama dengan tubuh manusia. Sedangkan pupuk kimia sintetis diketahui unsur-unsur bebasnya membahayakan kesehatan. Namun khusus poin yang terakhir ini masih menjadi perdebatan di kalangan para peneliti.

2.5. Manfaat Pupuk Organik
Pupuk organik sangat berguna sebagai sumber penambahan unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan tanaman, baik tanaman pertanian, perkebunan, maupun tanaman hias. Pupuk organik juga mampu meningkatkan produksi tanaman dengan biaya murah serta produk yang dihasilkan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia. Di samping itu mudah membuatnya serta dapat sebagai peluang usaha dalam era pertanian organik (Mastur, 2013).
Menurut (Wikipedia, 2013) Berbagai hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian intensif menurun produktivitasnya dan telah mengalami degradasi lahan, terutama terkait dengan sangat rendahnya kandungan karbon organik dalam tanah, yaitu 2%.Padahal untuk memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan karbon organik sekitar 2,5%. Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan.Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.Sumber bahan untuk pupuk organik sangat beranekaragam, dengan karakteristik fisik dan kandungan kimia yang sangat beragam sehingga pengaruh dari penggunaan pupuk organik terhadap lahan dan tanaman dapat bervariasi.Selain itu, peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan.Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami beberapa kali fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus.Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi dan makanan mikroba tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan hara tanaman.
Penambahan bahan organik di samping sebagai sumber hara bagi tanaman, juga sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba.Bahan dasar pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman sedikit mengandung bahan berbahaya.Penggunaan pupuk kandang, limbah industri dan limbah kota sebagai bahan dasar kompos berbahaya karena banyak mengandung logam berat dan asam-asam organik yang dapat mencemari lingkungan.Selama proses pengomposan, beberapa bahan berbahaya ini akan terkonsentrasi dalam produk akhir pupuk.Untuk itu diperlukan seleksi bahan dasar kompos yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3). Pupuk organik dapat berperan sebagai pengikat butiran primer menjadi butir sekunder tanah dalam pembentukan pupuk.Keadaan ini memengaruhi penyimpanan, penyediaan air, aerasi tanah, dan suhu tanah.Bahan organik dengan karbon dan nitrogen yang banyak, seperti jerami atau sekam lebih besar pengaruhnya pada perbaikan sifat-sifat fisik tanah dibanding dengan bahan organik yang terdekomposisi seperti kompos.
Pupuk organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti penyediaan hara makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur) dan mikro seperti zink, tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi, meskipun jumlahnya relatif sedikit.Unsur hara makro dan mikro tersebut sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, terutama bagi pencinta tanaman hias. Banyak para pelaku hobi dan pencinta tanaman hias bertanya tentang komposisi kandungan pupuk dan prosentase kandungan nitrogen, fosfor dan kalium yang tepat untuk tanaman yang bibit, remaja, atau dewasa/indukan.
Fungsi unsur-unsur hara makro :
è Nitrogen (N)
§  Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.
§  Merupakan bagian dari sel (organ) tanaman itu sendiri.
§  Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman.
§  Merangsang pertumbuhan vegetatif (warna hijau daun, panjang daun, lebar daun) dan pertumbuhan vegetatif batang (tinggi dan ukuran batang).
Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen gejalanya: pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.
è Fosfor (P)
§  Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
§  Merangsang pembungaan dan pembuahan
§  Merangsang pertumbuhan akar
§  Merangsang pembentukan biji
§  Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
§  Tanaman yang kekurangan unsur fosfor gejalanya: pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan.
è Kalium (K)
§  Berfungsi dalam proses fotosintesis, pengangkutan hasil asimilasi, enzim, dan mineral termasuk air.
§  Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
§  Tanaman yang kekurangan unsur kalium gejalanya: batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
§  Pupuk organik juga berfungsi meningkatkan kapasitas tukar kation tanah dan membentuk senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti aluminium, besi, dan mangan.




3.      BAB III
MATERI DAN METODE

3.1.Waktu Praktikum
 Dalam pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan pada :
§ Hari/ Tanggal       : Jum’at, 29 November 2013 –  Jum’at, 20 Desember 2013
§ Jam                      : 16.00- Selsai
§ Tempat                : BIB Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB,
Banyumulek, Kecamatan Kediri Kab. Lombok Barat.

3.2.Materi Praktikum
3.2.1. Alat-alat Praktikum
 Adapun Alat yang digunakan dalam praktiku ini antara lain :
1)       Pacul/garuk
2)       Sekop
3)       Ember
4)      Gembor/sprayer
5)      Mesin pencacah/parang
6)      Pengayak
7)      Plastik kemasan
3.2.2. Bahan Praktikum
 Adapun bahan yang dipakai dalam praktikum dalam pembuatan 6 Kg Molases antara lain :
1)       Kotoran ternak sapi
2)      Sisa pakan dan daun-daunan
3)      Abu sekam
4)      Kapur
5)      EM4
6)      Molases/gula pasir/gula merah
7)      Air sesuai yang dibutuhkan tergantung kadar air kotoran ternak




3.3. Metode Praktikum
Adapun cara kerja dari pembuatan pupuk organik antara lain :
1)      Larutkan EM4 dan molases/gula pasir/gula merah ke dalam air disesuaikan dengan kadar air bahan (sebaiknya diamkan 24 jam)
2)      Kotoran ternak, sisa pakan, abu sekam, dan kapur diaduk rata.
3)      Siramkan larutan EM4 yang sudah disiapkan kedalam adonan secara merata sampai kandungan air 30-40%. Cara mengetahui kandungan air adalah dengan mengepal bahan dengan tangan, apabila air tidak keluar dan dilepas mekar/tidak menggumpal berarti air sudah cukup.
4)      Bahan yang sudah diaduk rata kemudian dibuat gundukan setinggi 20 cm dan ditutup dengan karung atau plastik.
5)      Suhu gundukan dikontrol setiap hari, suhu dipertahankan 40-50oC, jika lebih dari 50oC gundukan harus dibalik dan disiram secukupnya.
6)      Setelah 3-4 minggu pupuk sudah jadi.
7)      Apabila sudah jadi gundukan dihamparkan agar pupuk jadi kering.
8)      Untuk mendapatkan pupuk yang halus maka perlu pengayakan.
9)      Pupuk organik siap dikemas dan dipasarkan kemudian siap digunakan ketanaman.

















4.      BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.   Hasil Praktikum
Gambar 4.1 Hasil Pembuatan Pupuk Organik
Gambar diats menunjukan hasil Pupuk Organik terlihat gundukan dan berwarna hitam kecoklatan dan suhunya sudah normal dan suhu tidak terlalu tinggi menandakan bahwa pupuk organik sudah jadi atau sudah mengalami dekomposisi oleh mikroba/probiotik yang siap digunakan.

4.2.   Pembahasan
Jenis pupuk organik sangat beragam. Jenis pupuk ini ditentukan dari asaal bahan pembentukannya, sehingga lahirlah sebutan pupuk kandang. Diantara jenis pupuk yang banyak dikenal dimasyarakat seperti kompos, bokashi, pupuk hijau, humus, guano dan masih banyak yang lainnya dengan syarat udah dikenal dengan masyarakat. Pupuk organik merupakan pupuk yang tersusun atas bahan yang tidak berasal dari bahan kimia sintesis melainkan dari bahan yang alami, sehingga penyiapan unsur mikro maupun makro tergolong minim. Minim bukan berarti kekurangan akan tetapi minim, tetapi terus berkesinambungan dalam penyediaannya bagi tanaman dan tidak banyak terbuang sia-sia. Dalam pemanfaatannya juga sangat efisien sehingga sangat baik kita budayakan pupuk organik dalam kehidupan modern saat ini sehingga kita bisa memperbaiki struktural dan unsur hara tanah, demi kelangsungan warisan tanah yang subur makmur bagi anak cucu kita kelak.
Pembuatan pupuk organik dalam praktikum kali ini menggunakan bahan dasar berupa limbah peternakan yaitu kotoran sapi/feses sapi. Pembuatan pupuk ini dengan bahan dasar berupa feses sapi dan bahan penunjang seperti molases, kapur, dan yang lainnya merupakan bahan pembantu dalam proses dekomposerisasi oleh bakteri probiotik. Sehingga kita bisa mengubah feses menjadi bahan pupuk yang dibutuhkan tanaman dalam proses pertumbuhannya.


























5.      BAB V
PENUTUP

5.1.   Simpulan
Dari praktikum pembuatan pupuk organik ini ada beberapa simpulan yang dapat diambil yaitu :
1)      Pupuk organik merupakan pupuk yang sangat cocok dengan semua jenis tanaman jangka pendek maupun jangka panjang.
2)      Pupuk organik merupakan penyedia unsur mikro maupun makro yang bisa menyediakan terus menerus walaupun dalam jumlah yang sedikit.
3)      Terdapat unsur makro maupun mikro di dalam pupuk organik.
4)      Pupuk organik merupakan pupuk yang mudah dibuat dan diolah sendiri.
5)      Tidak membutuhkan biaya yang tinggi namun membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang agak lama, tetapi hsil yang didapatkan sangat berguna dan sangat baik bagi taanaman.

5.2.   Saran
Dari praktikum ini ada beberapa hal yang ingin kami sarankan kepada pembaca bahwa mulailah kita budayakan penggunaan pupuk organik sejak dini demi menjaga agar tanah tetap subur, sebagai warisan untuk anak cucu kita di masa yang akan datang.















DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. Pupuk Organik. http://www.alamtani.com/pupuk-organik.html,  diakses tanggal 3 Desember 2013.
Mastur, 2013. Membuat Pupuk Organik.Mataram;Dokumen pribadi
Wikipedia, 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_organik. diakses tanggal 3 Desember 2013.

No comments:

Post a Comment